CATATAN LITERASI PELAJAR SMA


SMA NEGERI 27 JAKARTA PUSAT
X IPS 2


#08

Oleh :
  1. Ananda Syifa Nabila
  2. Callista Kaerunisa
  3. Febi Andilla
  4. Jenita Damayanti
  5. Salma Ayu Nastiti
  6. Syahgita Rahayu

Sinopsis Cerpen Kompas

Judul : Kue Gandus Nenek



Kue Gandus Nenek ilustrasi Orta - Padang Ekspresw.jpg

NENEKKU cerewet—aku bingung membedakan antara cerewet dan pemarah. Itulah hal yang pertama kali muncul di benakku, jika ingatan tentang nenek muncul. Aku tahu nenekku berbeda daripada neneknenek teman sebayaku dulu. Jika nenek mereka kerap memberi uang jajan, nenekku justru kerap memberiku banyak pekerjaan. Aku tak tahu, apa aku membenci nenek atau justru menyukainya.

Kau mungkin bertanya, “Kenapa kau tidak membantahnya? Bukankah anak-anak kerap membantah dan nakal?”
Aku pernah melakukannya. Aku pernah membantah nenekku. Namun aku menyesal telah melakukan itu. Bukan. Bukan karena aku takut menjadi cucu durhaka dan kelak akan disiksa saat mati seperti dalam komik Siksa Neraka yang kupinjam dari kawan sekelasku, tapi karena aku tidak ingin melukai ibuku.
Ya, nenekku pemarah dan juga jahat. Saat aku menjadi pembangkang, nenek dengan liciknya melakukan serangan pada ibuku. Nenek melakukan taktik keji dalam peperangan yang dia lancarkan padaku. Aku tahu, nenekku memang begitu. Setiap aku, kakakku atau ayahku bersilang pendapat dengannya atau tak menuruti kehendaknya, dia pasti menyerang ibu. Dan kami semua tak akan berkutik dibuatnya.
Kata nenekku, ibuku perempuan paling lambat di muka bumi ini. Pernah sekali nenekku bilang, jika ibu adalah jelmaan keong sawah. Dia tidak cekatan. Lembek. Gampang menangis dan tak pernah becus dalam hal apa pun, kecuali memasak. Bila nenek sudah mengoceh panjang tentangnya, ibu tak pernah membantah sepatah kata pun. Ibu hanya diam dan terus bekerja seperti biasa, bila nenek sudah meninggalkannya, ibu baru akan duduk dan menangis tanpa suara. Aku kesal, tapi aku tak berdaya. Ibu tak pernah mengizinkan kami membantah nenek. Jadi, bagaimana aku tak mengatakan jika nenekku sangat licik dan jahat?
***
NENEK hanya memuji ibu dalam hal masakan. Kami semua mengakui itu. Ibuku sangat pandai memasak. Semua masakannya terasa enak. Entah itu gulai atau kue. Seumur hidup nenekku, dia hanya sekali memuji ibu di depan orang lain dan itu pun aku tak sengaja mendengarnya.

Comments

Popular posts from this blog